Literature Review Jurnal Berhubungan Dengan Kajian Yang Didalami
Pada pembahasan sebelumnya, penulis membuat Metodology mengenai Kajian Foto Konsep Album '17 is Right Here' versi Hear milik Seventeen. Penulis ingin mencari makna dari tanda visual yang terdapat pada foto album tersebut dan hubungannya dengan representasi optimisme dan loyalitas yang diberikan Seventeen pada album '17 is Right Here'.
Penulis
menggunakan pendekatan konstruktivis dimana pendekatan ini mengolah pandangan
penulis dan menggunakan penulis sebagai instrumen utama dalam proses pemaknaan. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan
dokumentasi. Data primer diperoleh penulis melalui hasil scan foto konsep dari 17
is Right Here veri Hear. Data sekunder diambil dari referensi beberapa jurnal,
artikel, serta website terkait yang penulis rasa relevan dengan objek
penelitian. Penulis juga mengambil referensi dari penelitian terdahulu yang
relevan. Maka dari itu, berikut Literature Review dari beberapa referensi jurnal, artikel, dan website mengenai pembahasan yang relevan dengan objek penelitian mengenai Foto Konsep Album '17 is Right Here' versi Hear milik Seventeen.
- KAJIAN
FOTO KONSEP ALBUM LOVE YOURSELF: ANSWER VERSI S OLEH BANGTAN SEONYEONDAN BTS’
Penulis : Maura Safina dan Tri Cahyo Kusumandyoko
Judul Jurnal : Jurnal Barik
Keterangan : Vol. 1 No. 1, 2020, 123-136
Tujuan : Untuk meneliti berbagai macam penanda yang tersirat dalam Foto Konsep Album ‘Love Yourself : Answer’ versi S milik BTS dan membahas isu sosial yang diangkat oleh BTS mengenai toxic masculinity, perlakuan media, dan perjalanan menuju self-love.
Teori dan Metode : Menggunakan landasan teori semiotika Roland Barthes untuk mempermudah pemahaman mengenai visual Foto Konsep Album 'Love Yourself : Answer' versi S melalui penafisran penanda dan petanda menggunakan konsep detonasi dan konotasi, serta unsur mitos digunakan untuk meneliti lebih dalam mengenai latar belakang dari penggunaan petanda pada foto konsep album. Peneliti menggunakan pendekatan konstruktivis untuk membentuk pembahasan sesuai dengan data-data yang relevan serta membentuk kesimpulan berdasarkan pendapat peneliti sebagai instrumen utama penelitian. Kemudian teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi pustaka, dan dokumentasi.
Hasil : Pembahasan analisis semiotika foto konsep 'Love Yourself : Answer' versi S dibagi menjadi 4 bagian yaitu background, kostum, ekspresi, dan property.
Background
Denotasi : Background berupa dinding dan lantai berwarna merah gelap polos.
Konotasi : Menggambarkan ruangan yang tidak nyaman.
Mitos : Warna merah seringkali disebut sebagai warna yang diasosiasikan dengan darah.
Penulis menganggap simbolisme warna merah dalam kebudayaan Barat memiliki makan yang paling masuk akal dalam membatu analisis background foto, karena warna merah dapat diinterpertasikan sebagai petanda dari bagaimana BTS melihat diri mereka sebagai sekumpulan martir yang 'dibunuh' oleh berbagai macam kelompok manusia. Penggunaan kata 'dibunuh' merupakan majas metafora dari penganiayaan yang diterima BTS sepanjang karier mereka.
Kostum
Denotasi : Kostum berupa berbagai macam pakaian warna-warni yang memiliki banyak detail.
Konotasi : Kostum terkesan flamboyan, meriah namun tidak kasual.
Mitos : Renda dan pola floral merupakan detail-detail busana yang lebih sering diasosiasikan dengan pakaian wanita.
BTS mengenakan kostum bertema New Romantic. New Romantic merupakan gerakan budaya populer yang mucul di Inggris pada akhir tahun 70-an yang memiliki gaya fashion terkesan flamboyan dan meriah. Namun detail-detail pakaian yang BTS kenakan bukan merupakan aksesoris yang umum digunakan dalam pakaian laki-laki. Penanda-penanda feminim ini memberikan kesan flamboyan pada kostum secara tersirat menolak ide tentang maskulinitas konvensional.
Ekspresi
Denotasi : Raut wajah datar, gestur kaku.
Konotasi : Menggambarkan emosi muram.
Mitos : Ekspresi dan gestur muram adalah petanda dari suasana hati yang buruk dan aura yang tidak bersahabat.
Dalam foto konsep, ekspresi BTS memberikan kesan ganjil pada seluruh suasana yang ditampilkan. Ekspresi mereka merupakan metafora yang menandakan bahwa BTS tidak bersenang-senang dalam segala bentuk kemewahan dan ketidaknyamanan yang ada disekitar mereka.
Properti
Denotasi : Properti berupa replika tangan manusia, mata manusia, dan kamera pengawas.
Konotasi : Menggambarkan ruangan yang surreal.
Mitos : Mata, kamera, dan tangan adalah benda-benda yang dapat mengancam privasi seseorang.
Properti yang digunakan dalam foto konsep album diposisikan menghadap tubuh anggota BTS, seakan mencuat dari dinding untuk mengganggu mereka. Ini merepresentasikan dimana kurangnya privasi yang BTS rasakan sebagai artis global yang selalu diawasi. Merupakan salah satu bentuk metafora dari kehidupan sekumpulan publik figur dan usaha mereak untuk menghindari hal-hal negatif yang dapat menjatuhkan mereka.
Kesimpulan : Secara keseluruhan foto konsep 'Love Yourself : Answer' versi S milik BTS merupakan kritik terhadap media dan masyarakat yang seringkali memberikan perlakuan tidak menyenangkan terhadap BTS dan agensi mereka, dimana media merupakan oknum utama yang sering menyampaikan info tidak faktual dan rumor destruktif. Mulai dari isu Toxic Masculinity yang selalu menjadi opini yang bertentangan dengan visual KPOP idol terutama dengan gaya berbusana yang digunakan hingga bagaimana BTS menghargai pendapat pribadi mereka dan menerima segala sisi dari mereka sebagai bagian dari proses perjalanan menuju self love. - Analisis Seri Animasi ‘The Backyardigans’
Menggunakan Teori Warna
Penulis : Suksan Yosela dan Juliana Suhindro Putra
Judul Jurnal : Prosiding Konferensi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual
Keterangan : 2022
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan warna dalam sebuah perancangan karya demi menciptakan hasil yang memuaskan secara visual pada serial animasi The Backyardigans.
Teori dan Metode : Landasan teori yang digunakan adalah teori Color Wheel yang dikemukakan oleh Isaac Newton pada tahun 1666. Dimana sekarang sudah berkembang menjadi konsep color wheel yang dibagi menjadi 3 kategori, warna primer, sekunder, dan tersier. Pada makalah ini juga menggunakan konsep dari buku Color Psychology, Symbolism, and Meaning. Metode yang digunakan merupakan studi pustaka, dimana metode ini dapat menjelaskan cara penulis menggunakan berbagai referensi penulisan agar penyampaian informasi yang akurat dan bisa didukung secara faktual.
Hasil : Pembahasan mengenai penggunaan warna pada kelima karakter The Backyardigans, dimana kelima karakter akan dianalisis dari pemilihan warna berdasarkan watak kepribadian mereka masing-masing.
Uniqua
Karakter berwarna pink muda dengan motif lingkaran berwarna pink tua. Memiliki kepribadian yang optimis di kala kesulitan namun ia juga bisa lembut kepada teman-temannya, sehingga ia sangat cocok berwarna pink sebagai warna yang mampu mengekspresikan sifat psikologis tersebut.
Pablo
Karakter pinguin berwarna biru laut yang cenderung mudah cemas dan perasaannya halus, namun ia juga bisa menjadi terlalu energetik. Warna biru bisa mengekspresikan sifat yang negatif seperti kecemasan dan sensitiftas.
Tyrone
Karakter rusa oranye yang memiliki sifat santai, tenang, tetapi juga percaya diri dan juga tidak takut untuk mengekpresikan dirinya sendiri, sesuai dengan warnanya yang menyimbolkan sifat yang tidak terlalu intens namun tetap bersifat percaya diri.
Tasha
Karakter kudanil yang memiliki kepribadian yang keras terhadap pendapatnya hingga ia cenderung terkesan mengatur dalam sifatnya, namun sebenarnya ia memiliki sisi yang feminin. Sifat tersebut sangat cocok dengan warna kuning, yang menggambarkan sifat karakter yang berekspektasi tinggi serta memiliki asosiasi dengan egoisme.
Austin
Karakter kanguru berwarna ungu yang pemalu pada awal kemunculannya di seri ini dan biasanya memiliki peran sebagai karakter yang pintar dalam cerita imajinasi mereka. Kedua sifat tersebut cocok dengan warna ungu yang memiliki sifat independen namun juga terkesan berpengetahuan.
Kesimpulan : Penggunaan warna dalam sebuah karya desain sangatlah penting, karena warna tak hanya bisa mengkomunikasikan banyak hal kepada audiens, namun warna juga bisa membuat sebuah adegan terlihat indah dan harmonis, dan berfungsi dalam menarik perhatian audiens terhadap karya desain. - Warna dalam Dunia Visual
Penulis : Dedih Nur Fajar Paksi
Judul Jurnal : Imaji
Keterangan : Vol. 12 No. 2, Juli 2021, 90-97
Tujuan : Untuk mengetahui mengenai awal mula dari pengertian makna warna dimana warna adalah sebuah tema yang bersifat multidimensi, dan terkait dengan banyak sekali aspek dalam kehidupan manusia. Hal ini menjadi tantangan yang menarik terkait cara menilai atau memaknai warna pada wilayah visual.
Teori : Pythagoras melahirkan gagasan mengenai ‘sinar visual’ atau ‘sinar okuler’, bahwa sesuatu yang muncul dari mata adalah dalam garis lurus atau ekstra misi. Selain itu sekitar 490-435 SM, Empedocles dari Akragas adalah filsuf Yunani pertama yang menulis tentang warna bahwa segala sesuatu yang permanen terdiri dari empat elemen, yaitu; api, udara, air dan bumi sebagai akar segala sesuatu. Elemen-elemen ini diwakili oleh matahari, langit, laut dan tanah. Sementara Aristoteles menambahkan kuartet kualitas yang terdiri dari; hangat, kering, lembap, dan dingin.
Pembahasan : Dari perjalanan awal sejarah tentang warna dalam pemikiran Yunani Kuno, kemudian melahirkan banyak penemu dan pengembang pengetahuan tentang warna sampai pada teori warna, skema warna, suhu atau temperatur warna, psikologi dan karakter warna, percampuran warna, kode warna, harmonisasi warna, nama warna, kepekatan warna, ketajaman warna, warna cahaya, warna pigmen, makna warna dan terminologi warna.
Persepsi dan Psikologi Warna
Penglihatan dan Persepsi warna merupakan langkah untuk dapat merespons terhadap rangsangan visual cahaya. Respons terhadap rangsangan tersebut kita pahami sebagai sensai terhadap reseptor cahaya yang merupakan fondasi dasar persepsi. Kepentingan psikologi warna dalam kehidupan manusia menjadi satu hal yang sangat menarik, selain itu kehadiran warna juga mampu menjadi stimulus emosi seseorang yang dapat berubah secara spontan, baik perasaan maupun perilaku yang kemudian dikenal dengan respons psikologis. Warna dapat memengaruhi persepsi dan kemudian menjadi proses penilaian terhadap kedekatan logika yang terasosiasi pada unsur-unsur persamaan pemaknaan. Hal ini sebagai rangsangan daya tarik visual untuk meningkatkan hasrat, rasa dan emosi seseorang agar terjadi pembentukan suasana hati atau mood.
Keberadaan Warna Dalam Seni Dan Teknologi
Ekspresi estetika warna mengacu pada makna yang berasal dari penggunaan warna intrinsik untuk penataan gambar dan pengalaman visual. Ekspresi warna semantik mengacu pada makna yang diturunkan oleh hubungan yang mungkin dari semua warna, atau kelompok warna yang mungkin memiliki ide di luar melukis baik melalui asosiasi, metafora, atau konvensi. Keterikatan pandangan visual menimbulkan stimulan untuk membangun emosi, dan menguatkan sehingga warna menjadi daya tarik dari sebuah unsur yang terdapat pada sebuah karya. Perkembangan warna dalam fotografi dan film merupakan bentuk kesadaran psikologi visual, seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang. Mulai dari perubahan gelombang spektrum elektromagnetik yang diterima oleh unsur kimia di emulsi, sampai perubahan gelombang spektrum elektromagnetis yang diterima oleh sensor imaji sehingga menghasilkan gambar.
Warna Sebagai Bentuk Ekspresif
Colorist digital dapat dengan mudah menargetkan rentang warna tertentu selama pascaproduksi dan mengubahnya menjadi rona berbeda. Namun, sampai tahun 1990-an, warna profilmik tetap tidak dapat diubah. Sebab biru tetap biru ketika difilmkan, tidak peduli apa stok film warna yang digunakan. Jika fotografer atau pun pembuat film ingin memberikan pengaruh transformatif pada warna alami, maka memerlukan teknik ekstrem yang berfokus pada warna yang ada di depan lensa. Michaelangelo Antonioni menekan dan mengubah warna alami untuk menciptakan apa yang disebut Rudolf Arnheim dalam diskusi tentang film L’Avventura (1960) sebagai “koreksi kosmetik pada kenyataan”. Asumsi mendasar Antonioni adalah bahwa untuk membuat warna mengekspresikan apa pun, perlu untuk memecahkan indeksikalitas hubungan antara objek dan warna yang terkait dengannya. (Misek 35)
Warna Sebagai Interpretasi (Tafsir) Rasa
Sehubungan dengan pilihan warna individu, fotografer maupun sinematografer harus menggunakan motivasi naratif. Hal ini didasari oleh bagaimana kemudian warna diasosiasikan oleh penonton melalui unsur-unsur keseharian yang dekat dengan kehidupan, dan kemudian menjadi sebuah pemaknaan secara individu. Pada kombinasi pandangan antara realisme naif dan teori persepsi naif relasionalis, warna adalah sifat pikiran-independen yang berbeda dari halhal di lingkungan kita yang berhubungan dengan atau ‘berkenalan’ dalam persepsi, sehingga sifat dan kejadian pengalaman warna secara konstitutif tergantung pada sifat dari warna pikiranindependen yang merupakan pengalaman. (Allen 12)
Warna Sebagai Representasi (Mewakili) Rasa
Banyak karya fotografi dan film yang memberikan warna sebagai nuansa dengan muatan psikologis. Kesan makna yang hadir bisa lembut atau keras hingga baru atau lama hanya karena tampilan warna, sehingga warna memiliki daya tarik yang bukan hanya sekadar kemasan (look) tetapi juga daya tarik suasana (mood). Warna seperti mood, suka cita, persahabatan dan kesedihan digunakan untuk menggambarkan emosi figur. Hal ini mencerminkan keadaan psikologis suasana figur, karakter dan emosi. Carl Jung mengartikan warna tertentu untuk tujuan pemahaman. Sigmund Freud, bapak psikologi modern, juga tertarik pada bagaimana warna memengaruhi pikiran.
Warna Dan Visualisasi Rasa
Salah satu yang mewakili ungkapan emosi adalah rasa. Rasa mewakili pandangan subjektif dan objektif untuk memberikan pernyataan dan pemaknaan. Bentuk fisik juga menjadi bagian yang memberikan dasar permukaan dari warna. Bentuk yang mendasari bagian dari dimensi ruang memperlihatkan segi keindahan, karena memiliki struktur yang menampilkan guratan garis dari setiap unsur bentuk dengan dimensi datar (2 dimensi) dan dimensi isi (3 dimensi).
Kesimpulan : Menandai warna sebagai satu pesan atau makna dibutuhkan pendalaman tentang keberadaan warna itu sendiri. Kemampuan menginterpertasi makna yang ada pada warna adalah dengan cara mengasosiasikan atau hanya mengkorelasikan pada suatu pengalaman visual yang terekam sebagai memori visual. Sehingga dengan sendirinya warna memiliki makna yang dalam di kehidupan ini. - Peran Idola K-pop Seventeen Dalam Meningkatkan Self-Esteem Dan Self Forgiveness Pada Mahasiswi Usia Dewasa
Penulis Ayqina Mafazania
Judul Jurnal : Jurnal Publikasi Ilmu Psikologi
Keterangan : Vol. 2 No.1, Februari 2024, 49-54
Tujuan : Untuk mengetahui peran idola K-pop Seventeen dalam pembentukan self-esteem (penghargaan diri) dan self-forgiveness (penerimaan diri) pada mahasiswi usia dewasa awal.
Metode : Metode yang digunakan adalah literature review atau kajian kepustakaan yang merupakan suatu penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan cara membaca dan menelaah berbagai jurnal, buku, dan berbagai naskah yang berkaitan dengan topik penelitian untuk menghasilkan sebuah tulisan dengan suatu topik atau isu tertentu.
Hasil : Kepercayaan diri merupakan faktor utama pembentukan self-esteem dan self-forgiveness pada diri sendiri. Mahasiswi pada usia dewasa awal sering kali merasa tidak percaya diri terhadap pencapaian yang mereka dapatkan. Merasa lebih rendah dari orang lain yang kemudian melakukan self-harm atas ketidakpuasan yang mereka rasakan dan menjadi salah satu faktor depresi. Seventeen memiliki berbagai karya serta konten menarik dalam kanal Youtubenya, salah satunya Going Seventeen (Gose). Tidak hanya berisi konten yang menghibur, namun juga meningkatkan self-esteem dan self-forgiveness dari perkataan maupun perlakuan member Seventeen satu sama lain. Tindakan tersebut tentu membuat kepercayaan diri meningkat sehingga kita dapat lebih memperhatikan dan mencintai diri sendiri.
Kesimpulan : Rasa bahagia yang timbul setelah menonton konten Seventeen dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang, diikuti dengan perkembangan self-esteem dan self-forgiveness mahasiswi usia dewasa awal. - Analisis Cover Album "Savage" Dari Girl Group Aespa
Penulis : Salsabila Hamza dan Jupriani Jupriani
Judul Jurnal : Jurnal Kajian Penelitian Umum
Keterangan : Vol. 1 No. 4, Agustus 2023, 223-229
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk visual dan makna album “Savage” dari girlgroup Aespa.
Teori dan Metode : Teori yang digunakan adalah semiotika Charles S. Pierce. Pierce meletakkan dasar model semiotiknya dengan logika dan filsafat dengan mempostulasi segitiga semiotika, yang terdiri dari tanda-tanda, objek, dan interoretan. Ketiga aspek ini digambarkan dalam segitiga, sehingga lebih dikenal sebagai makna segitiga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan sumber data yang digunakan berupa data primer dan sekunder.
Hasil :
Bentuk Visual Sampul Album Aespa "Savage"
Sampul album bagian depan merupakan sebuah tulisan “SAVAGE” yang didesain dengan keseimbangan simetris, sedangkan pada sampul album bagian belakang merupakan gabungan dari bentuk visual yang menyerupai huruf “V” 3 dimensi yang disusun dengan bentuk pengulangan, sampul album bagian dalam menggambarkan bentuk visual dari wilayah Kwangya dimana menggunakan gaya futurisme yang dapat dilihat dari karakteristik ilustrasinya yang imajinatif dan objek-objek yang unik. Warna yang digunakan merupakan warna monokromatik, meliputi warna biru, hitam, dan abu-abu serta warna polikromatik dari warna ungu yang menggunakan gradasi yang membuat efek pantulan mempertegas kesan modern dari visual futurisme. Tipografi yang terdapat pada sampul album ini berupa informasi mengenai album dengan menggunakan jenis typeface san serif yang sesuai dengan karakteristik tipografi futurisme yang minimalis dan warna yang digunakan adalah warna logam.
Makna Sampul Album Aespa "Savage"
Makna visual sampul album bagian depan, belakang, dan dalam berdasarkan pendekatan semiotika Charles Sancers Pierce berdasarkan penafsiran tiga tanda yaitu ikon, indeks, dan simbol sebagai berikut:
Tanda: tulisan "SAVAGE" ; Ikon: Mahkota, Keseimbangan, Simetris ; Indeks: Futurisme, Ancaman ; Simbol: Desain mewakili konsep dan lirik lagu dengan visual.
Tanda: Visual menyerupai huruf "V" 3D ; Ikon: Gambar burung dalam “Swifts: Paths of Movement + Dynamic Sequences” (1913), gabungan dan susunan bentuk seperti huruf ‘v’ ; Indeks: Futurisme, modernisasi, masa depan, seperti mobil yang berlaju cepat ; Simbol: Desain menggambarkan kecepatan dengan menggabungkan susunan bentuk dengan ritme yang bagus.
Tanda: Wilayah Kwangya ; Ikon: Ular Black Mamba, wireframe landscape, Hologram ; Indeks: Wilayah yang dihuni oleh Black Mamba ; Simbol: Desain menggambarkan tempat tinggal Black Mamba dengan visualisasi yang futuristik.
Makna warna pada sampul album berdasarkan pendekatan semiotika Charles Sancers Pierce berdasarkan penafsiran tiga tanda yaitu ikon, indeks, dan simbol sebagai berikut:
Tanda: Monokromatik ; Ikon: Hitam dan Putih ; Indeks: Digunakan sebagai warna pada bentuk visual “SAVAGE” ; Simbol: Minimalis.
Tanda: Polikromatik ; Ikon: Ungu ; Indeks: Digunakan warna beberapa objek yang ada pada sampul album, seperti bentuk Black Mamba dan gambar futurisme pada sampul bagian belakang ; Simbol: Misterius, menciptakan keseimbangan pada warna lainnya.
Tanda: Hologram ; Ikon: Biru ; Indeks: Digunakan sebagai latar belakang sampul album bagian dalam ; Simbol: Warna flip-flop seperti 3 Dimensi, tenang, elegan, sederhana.
Kesimpulan : Hasil dari penelitian ini, desain sampul album ‘Savage’ versi SYNK DIVE dibuat untuk memvisualisasikan isi dari lagu dan konsep yang ada pada album tersebut. Dengan identitas sebagai group Metaverse futuristik, desain album ini dirancang menggunakan gaya aliran futurisme yang menggambarkan kecepatan sebuah gerakan untuk menggambarkan bahwa girlgroup Aespa menggunakan konsep futuristik yang akan terjadi dimasa depan mendahului dari yang terjadi pada masa sekarang, yang membuat girlgroup Aespa berbeda dari konsep girlgroup lainnya. - Kritik Fotografi : Mendeskripsikan Sebuah Foto Dari Sisi Subjek, Bentuk, Media, dan Gaya
Penulis : Silviana Tahalea
Judul Jurnal : Jurnal Dimensi Seni Rupa Dan Desain
Keterangan : Vol. 16 No.1, September 2019, 85-96
Tujuan : Agar melatih kemampuan untuk mengkritisi sebuah foto dengan tujuan untuk mendefinisikan foto, menginterpretasi foto, penjelasan estetik maupun argumentasi estetik.
Teori dan Metode : Kritik seni pada zaman dahulu dikenal dengan literasi kritik dan sudah lama dipraktikan dalam dunia seni. Inti dari kritik adalah kemampuan reasoning dan kreatif, kita selalu tergugah untuk melakukan kritik walaupun bukan atas dasar permintaan atau kesengajaan. Wawasan mengenai teori fotografi penting dimiliki untuk mengkritik sebuah karya fotografi. Dimana teori fotografi meliputi ilmu estetika, filsafat seni, element design, antropologi seni, sosiologi seni, semiotika, dan lainnya. Kita dapat menggunakan metode Edmund Feldman untuk mengkritisi sebuah karya foto yaitu dengan struktur 4 langkah sederhana dari kritik seni yang terdiri dari deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian (Feldman, 1982). Selain itu, metode yang diungkapkan Terry Barret untuk mengkritisi sebuah foto terdapat beberapa tahapan yaitu mendeskripsikan foto, menginterpretasi foto, dan mengevaluasi foto (Barret, 1988).
Pembahasan :
Subjek
Pernyataan deskriptif tentang identifikasi subjek meliputi identifikasi sosok, objek, tenpat atau kejadian serta lingkungan sekitar yang tereka didalam sebuah foto. Untuk mendeskripsikan subjek dapat diawali dengan mencari tahu tentang sang fotografer seperti ciri spesifik dari foto ataupun portofolio terdahulu. Kemudia kita dapat menelaah judul dari karya tersebut, apakah ada informasi yang untuk mengidentifikasi subjek, tempat ataupun kejadian dalam karya tersebut. Deskripsi subjek seharusnya sederhana, mudah, jelas dan apa adanya saat dibaca, tetapi juga dibalut dengan tata bahasa yang lebih elegan dan ilmiah.
Bentuk
Deskripsi bentuk dapat dihadirkan melalui elemen-elemen dasar meliputi garis, titik, shape, cahaya, warna, tekstur, ruang dan volume. Pada keilmuan dasar fotografi, elemen dasar meliputi tonal contrast, tonal range, film format, point of view, dan jenis film yang digunakan. Elemen dasar yang terbentuk melalui jarak yang dapat dicapai dengan pemakaian lensa yang menghasilkan efek seperti depth of field, angle, framing, ketajaman gambar, dan selective focus. Para kritikus menyebutnya dengan prinsip desain yang juga meliputi skala, proporsi, kesatuan, repetisi, irama, dan balance.
Media
Pernyataan deskriptif untuk media imaji biasanya disebut fotografi atau fotografi sebagai media. Biasanya disertakan informasi mengenai jenis film, ukuran film, ukuran karya, berwarna atau hitam putih, karakteristik kamera, dan informasi teknis lainnya. Informasi jenis kamera dan jenis lensa yang digunakan juga dapat memberikan informasi mengenai cara fotografi memotret, jarak fotografer dengan subjek, dan lainnya tentu sangat mempengaruhi bagaimana cara fotografer mengambil foto.
Gaya/Style
Menciptakan gaya/style individualis yang dapat mencirikan karya adalah proses evolusi dalam fotografi. Ada banyak aspek untuk mendefinisikan gaya dari seorang fotografer seperti melalui media yang digunakan, tone warna, jenis genre fotografi, komposisi, angle, maupun pendekatan foto. Dengan gaya kita juga dapat merasakan suatu nuansa atau tampilan dalam sebuah foto.
Membandingkan atau Mengkontraskan
Menganalisa sebuah foto dapat menggunakan metode membandingkan atau mengkontraskan karya foto satu fotografer dengan lainnya atau karya berbeda dari fotografer yang sama. Karena setiap karya foto memiliki perbedaan latar belakang yang berbeda tergantung dari siapa fotografernya.
Informasi Eksternal dan Internal
Dalam mendeskripsikan sebuah karya foto kita bisa mendapatkan informasi maupun insight dari berbagai sumber termasuk telah disebutkan sebelumnya merupakan informasi external. Sedangkan informasi internal dapat diperoleh lewat wawancara ataupun tulisan ilmiah yang membahas mengenasi fotografer tersebut.
Deskripsi dan Interpretasi
Mendeskripsikan dan menginterpretasikan adalah 2 halyang sejalan dan biasanya dilakukan untuk saling melengkapi atau mengkonfirmasi kebenaran dari sebuah pernyataan mengenai sebuah karya foto. Hubungan antara deskripsi dan interpretasi adalah sirkular, keduanya harus dilakukan pada semua bagian atau elemen foto.
Deskripsi dan Evaluasi
Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni dan biasanya akan dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Menilai sebuah karya berarti memberi penilaian dalam kaitannya dengan karya lain dan tentu saja mempertimbangan aspek yang sangat penting dari seni visual; orisinilnya.
Kesimpulan :
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mengungkapkan makan dan cerita yang ingi disampaikan oleh fotografer kepada khalayak. Kritik seni tidak berarti hanya terbatas pada untuk mengkaji karya seni untuk keperluan ilmiah, bisa berupa tulisan mengenai karya foto populer. Mengkritisi sebuah karya fotografi dapat dimulai dengan mendeskripsikan karya foto, dimaan kritikus harus dapat menuliskan deskripsi secara seksama sehingga tidak terjadi bias pemaknaan foto. - Analisis Komposisi Fotografi Pada Foto 'Landscape' Karya Nadav Kander
Penulis: Tulus Rega Wahyuni E, S.Kom.I., M.Sn. dan Chika Frila Maulidya
Judul Jurnal : Jurnal Dasarupa
Keterangan : Vol. 4 No. 3, Desember 2022, 21-29
Tujuan : Untuk mendeskripsikan komposisi yang digunakan dapat menyampaikan pesan dalam fotografi landscape karya Nadav Kander.
Teori dan Metode : Pada penelitian ini teori yang digunakan adalah teori dasar dari fotografi seperti teknik dasar fotografi (segitiga exposure), pencahayaan, dan komposisi fotografi yang terdiri dari simplifikasi (penyederhanaan), perspektif (sudut pandang), tata letak, dan warna. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil :
Yibin II (Counting Receipts)
Memperlihatkan seorang laki-laki sedang berdiri sambil memegang buku dan alat tulis dibawah jembatan yang berada didaerah provinsi Sinchuan, Tiongkok sekitar tahun 2007.
Format : Menggunakan format horizontal sehingga menghasilkan gambar yang luas karena membuat sisi kanan dan kiri pada foto tertangkap lebih banyak.
Sudut Pandang : Menggunakan high angle terlihat dari posisi kamera yang berada lebih tinggi dari objek manusia yang berada lebih rendah dibandingkan dengan fokus kamera.
Pencahayaan : Menggunakan cahaya alami atau natural light dari sinar matahari.
Point of Interest : Fokus pada seorang manusia yang berada di bawah jembatan karena ada perbedaan yang signifikan antara jembatan besar dan deorang manusia yang terlihat kecil.
Warna : Beberapa warna yang mendominasi seperti warna kecoklatan pada jembatan sehingga terlihat kuat dan kokoh, lalu warna hijau tua yang ada pada tembok jembatan memberikan kesan lampau, dan warna kekuningan dari cuaca menunjukan perubahan waktu dari siang menjelang sore.
Wu Gorge Hubei Province 2007
Memperlihatkan pemandangan sungai dan bukit yang berada di Provinsi Hubei, Tiongkok tahun 2007.
Format : Menggunakan format horizontal sehingga menghasilkan gambar yang luas karena membuat sisi kanan dan kiri pada foto tertangkap lebih banyak.
Sudut Pandang : Menggunakan high angle dimana posisi kamera berada lebih atas dibandingkan dengan objek dan gambar yang dihasilkan tampak membuat kapal yang ada di sungai tersebut terlihat kecil.
Pencahayaan : Menggunakan cahaya alami atau natural light dari sinar matahari.
Point of Interest : Sebuah sungai besar yang melewati gunung ditengahnya, sehingga mata melihat kapal yang terlihat kecil diantara gunung dan sungai yang besar.
Tata letak : Komposisi yang digunakan merupakan rule of third karena objek yang berada pada kotak 3x3 .
Warna : Terdapat dua warna yang mendominasi seperti hijau tua yang terlihat di gunang itu lebat dengan pohon-pohon dan tumbuhan memberikan kesan bahwa gunung itu terjaga dari perukana manusia dan warna hijau keruh sungai memberikan kesan sungai dalam.
Chongqing VI Sunday Afternoon
Memperlihatkan suasana sore hari di tepi sungai Chongqing, Tiongkok yang sedang ramai dikunjungin oleh warga seyempat pada tahun 2006.
Format : Menggunakan format horizontal sehingga menghasilkan gambar yang luas karena membuat sisi kanan dan kiri pada foto tertangkap lebih banyak.
Sudut Pandang : Menggunakan low angle yang terlihat dari tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kamera dan tiang penyangga terlihat tinggi dan besar.
Pencahayaan : Menggunakan cahaya alami atau natural light dari sinar matahari.
Point of Interest : Manusia-manusia yang berada dibawah jembatan yang sedang melakukan aktifitas memancing dan bersantai di tepi sungai.
Tata letak : Menggunakan diagonal yang terlihat dari struktur bangunan jembatan dan tanah yang membuat garis terkesan dinamis.
Warna : Terdapat beberapa warna seperti biru pada tiang penyangga yang mengartikan sebuah kepercayaan bahwa tiang penyangga kuat untuk menahan, coklat yang tampak dari pasir melambangkan bumi yang kokoh , dan warna awan dan cuaca sekitar yang tampak sejuk.
Kesimpulan : Foto landscape karya Nadav Kander memperlihatkan kehidupan dan objek-objek dari negara Tiongkok yang menjadi pount of interest dalam foto yang diambil. Perpaduan antara sudut pandang, cahaya, tata letak, dan warna yang digunakan juga harus dipertimbangkan agar dapat memberikan nilai estetik pada karya foto. - Representasi Perempuan Pada Poster Teaser Album Kpop Blackpink dan Twice
Penulis : Yongkie Angkawijaya dan Yudhistya Ayu Kusumawati
Judul Jurnal : Jurnal Translitera
Keterangan : Vol. 9 No. 1, 2020, 1-8
Tujuan : Untuk mengeksplor konsep visual yang berbeda pada desain poster album Blackpink dan Twice.
Teori dan Metode : Teori yang digunakan merupakan teori semiotika Roland Barthes dimana memaknai sebuah tanda menggunakan denotasi, konotasi, dan mitos. Kemudian penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk membahas konsep visual representasi wanita dalam poster album.
Hasil :
Blackpink - Kill This Love
Pada desain poster album Blackpink ditampilkan keempat membernya diletakkan dengan layout simetris dengan menggunakan fashion ala-ala militer. Terdapat kesamaan gesture dan mata memandang tajam kearah kamera dengan mimik muka yang serius merujuk pada karakter perempuan yang kuat dan serius. Background yang digunakan merupakan reruntuhan bangunan dengan puing-puing berserakan merujuk pada suasana perang. Warna poster cenderung menggunakan warna netral hitam dan putih dengan tone warna yang cenderung keabu-abuan merujuk kesan dewasa, berwibawa, elegan, dan kuat.
Twice - Fancy
Pada desain poster album Twice ditampilkan seluruh member menggunakan fashion berwarna cerah dan pop terinspirasi trend fashion retro di ero 80an merujuk pada sifat penuh semangat, energik, dan ceria. Tatanan rambut yang digunakan merupakan warna coklat, blonde, dan trend ombre atau gradasi yang mencerminkan anak muda. Menggunakan gesture yang berbeda pada setiap member namun memiliki makna yang serupa seperti santai, anak muda, energik, dan ceria. Layout yang digunakan juga terkesan dinamis dimana menempatkan objek di tengah. Background desain menggunakan efek marble dengan kombinasi warna pink dan peach yang merujuk pada kesan feminim dan fresh.
Kesimpulan : Poster teaser album dengan menggunakan konsep yang kreatif merupakan salah satu strategi promosi dari sebuah album. Pada poster album milik Blackpink merepresentasikan konsep girlpower dimana perempuan tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga mempunyai kekuatan dan otoritas. Berbeda dengan Blackpink, Twice menggunakan konsep lebih colorful dengan merepresentasikan perempuan dewasa muda yang penuh semangat, ceria, dan energik. - Representasi Pemaknaan Pesan Pada Lirik Lagu Yet To Come Karya Bangtan Sonyeondan (BTS) Bagi Army Palembang
Penulis: Suci Widyastiani Puteri Sifa, Nurseri Hasnah Nasution, Anang Walian
Judul Jurnal : Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (JISHS)
Keterangan : Vol. 1 No. 2. Januari-Juni 2023, 94-107
Tujuan : Untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar melalui lagu Yet To Come milik BTS.
Teori dan Metode : Menggunakan landasan teori semiotika Roland Barthes untuk mempermudah pemahaman mengenai pemaknaan pesan pada lirik Yet To Come milik BTS melalui penafisran penanda dan petanda menggunakan konsep detonasi dan konotasi, serta unsur mitos digunakan untuk meneliti lebih dalam mengenai pemknaan pesan. Pendekatan deskriptif kualitatif yang diaplikasikan pada penelitian ini bermaksud untuk menentukan, memahami, menjelaskan, dan memperoleh gambaran yang mendalam tentang lirik lagu Yet To Come sebagai untuk mengungkap segala makna dan pesan dari penelitian tersebut. Menggunakan data primer dan sekunder sebagai sumber data yang digunakan, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan) terdiri dari observasi, studi literatur, dan wawancara.
Hasil :
Denotasi : Pada lirik lagu terdapat makna mengenai mimpi, harapan, dan motivasi agar terus maju melewati proses menuju momen terbaik dimasa depan dimana BTS menceritakan perjalanan panjang mereka dan ingin memberi tahu bahwa ada masa depan cerah yang menanti. Makna tersebut dapat membantu seseorang yang tengah mengalami masa sulit untuk terus berpikir positif untuk masa yang akan datang.
Konotasi : BTS menceritakan pengalaman mereka sebelum berada pada titik saat ini dimana BTS berjuang keras sampai kelelahan. BTS mengajak para penggemarnya untuk percaya ketika kita melakukan seusatu dengan sungguh-sungguh maka akan membuahkan hasil yang terbaik. Pada lirik, dijelaskan bahwa BTS bukan hanya tentang harapan dunia, mahkota, bunga, dan piala yang tak terhitung jumlahnya tapi mereka tentang mimpi, harapan, dan terus maju. Dengan adanya lagu ini diharapkan pendengar mendapatkan motivasi dan menghadirkan harapan untuk mewujudkan mimpi yang menanti di masa depan.
Mitos : Mitos yang terkait pada lirik lagu tersebut adalah momen terbaik yang hadir dimasa depan akan kita alami jika terus maju dan tidak menyerah. Banyak anak muda yang mengalami masa sulit atau cemas akan masa depan, maka dari itu dibutuhkan motivasi agar dapat bangkit kembali dan percaya bahwa momen terbaik padti akan datang di masa depan.
Kesimpulan : Secara keseluruhan pesan yang ingin disampaikan BTS lewat lagu Yet To Come adalah proses perjalanan karir mereka yang dapat dijadikan motivasi bagi setiap pendengar dimana sebagai individu kita harus terus melangkah kedepan walaupun masa depan tidak ada yang pasti. Kita harus percaya bahwa akan ada hal yang lebih baik dari masa lalu atau saat ini. - Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual
Penulis : Priscilia Yunita Wijaya
Judul Jurnal : Nirmana
Keterangan : Vol. 1 No. 1, Januari 1999, 47-54
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana dan apa peran tipografi sebagai elemen desain dalam desain komunikasi visual.
Teori : Penulis menggunakan teori dasar tipografi pada pembahasan dalam artikel ini dimana dijelaskan lewat sejarah tipografi dan perkembangannya pada saat ini.
Pembahasan : Sebuah karya desain komunikasi visual dapat dikatakan berhasil apabila ide, cerita, atau informasi yang ingin disampaiakan pada karya tersebut dapat diterima audiens dengan tepat. Pentingnya kesamaan persepsi antara desainer dan pengamat dalam desain komunikasi visual membuat tipografi sangat berperan, khususnya dalam bidang penyampaian informasi seperti dalam brosur, poster, sampul buku, dan lain-lain.
Dalam desain komuniaksi visual tipografi dikatakan sebagai 'visual language' yang berarti bahasa yang dapat dilihat dimana peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke audiens. Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf; dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.
Legability adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat.
Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.
Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.
Clarity adalah kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan type, dan lain-lain.
Kesimpulan : Penggunaan desain tipografi dalam sebuah karya desain komunikasi visual dapat memperkuat keberhasilan karya dalam berkomunikasi, namun dapat juga menjatuhkan kualitas desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat. Seorang desainer komunikasi visual harus mampu dan mempunyai kesensitifan dalam mengintegrasi desain elemen yang lain seperti gambar, warna garis-garis dan lain sebagainya dengan desain tipografi. Kunci keberhasilan suatu karya desain komunikasi visual terletak pada kemampuan suatu karya desain menyampaikan informasi dengan tepat secara kreatif. Tipografi sebagai bentuk visual dari sebuah komunikasi merupakan sarana penyampaian informasi memegang peranan yang sangat penting dalam desain komunikasi visual. - Kajian Makna Pada Foto Karya Anton Ismael
Research Studi Of Meaning On Photos Bty Mr. Anton Ismael
Penulis : Candra Prayogi, Agung Eko Budiwaspada, Yan Yan Sunarya
Judul Jurnal : Jurnal Seni & Reka Rancang
Keterangan : Vol. 1 No. 2, April 2019, 239-260
Tujuan : Untuk mendeskripsikan karya-karya fotografi Anton Ismael yang berhubungan dengan isu sosial di sekitar lingkungan yang menarik dengan menggunakan kajian semiotika.
Teori dan Metode : Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori dasar fotografi dan teori semiotika dari Charles Sanders Pierce dan Roland Barthes, serta teori-teori pendukung lainnya. Dimana Charles Sanders Pierce menggunakan pendekatan tanda melalui ikon, indeks, simbol untuk menelaah lebih detail tentang komunikasi yang disampaikan oleh karya foto. Sedangkan Roland Barthes menggunakan pendekatan tanda melalui makna denotasi, konotasi, dan mitos. Menggunakan metode analisis yang bersifat kualitatif memberikan peluang untuk terciptanya penelusuran makna denotasi, konotasi, dan mitos.
Hasil :
Foto 1
Ikon : Terdapat 9 remaja | Beberapa remaja memegang senjata tajam | Terdapat visual bunga mawar
Indeks : Badge dan seragam SMA yang mengartikan bahwa dalam visual tersebut adalah pelajar | Senjata tajam sebagai bentuk alat bantu tawuran.
Simbol : Bunga mawar yang dilambangkan seabagai simbol cinta | Badge SMA | Akibat mempunyai gengi yang tinggi pelajar SMA sudah menjadi simbol yang dinamakan kenakalan remaja.
Foto 2
Ikon : Dalam foto pertama terdapat visual mie instan | Foto kedua terdapat visual tempat makan dan mie instan | Foto ketiga terdapat visual mie instan dengan bentuk tempat makan.
Indeks : Pada foto pertama terdapat mie instan yang sudah dimasak | Pada foto kedua mie instan tersebut merupakan bekal makanan karena berada di tempat bekal | Pada foto ketiga mie instan membentuk seperti tempat makan karena terlalu lama di tempat makan.
Foto 3
Ikon : Terdapat remaja yang sedang berjalan | Terdapat gunung buatan.
Indeks : Dalam visual tersebut twrdapat pelajar yang menggunakan seragam SMA | Gunung buatan sebagai bentuk hal yang umum pada taman kanak-kanak karena seringnya menggambar pemandangan dengan gunung | Pelajar SMA yang berjalan membawa gunung sebagai bentuk seorang yang selalu melakukan hal yang umum yang selalu menjadi kebiasaan menggambar gunugn pada taman kanak-kanak.
Simbol : Badge dan seragam SMA yang mengartikan bahwa dalam visual tersebut adalah pelajar SMA.
Foto 4
Ikon : Terdapat lukisan gunung diatas tempat tidur | Tempat tidur yang rapih, bersih, dan nyaman | Lampu tidur diatas meja.
Indeks : Tempat tidur yang rapih sebagai bentuk kenyamanan dan bersih.
Foto 5
Ikon : Dalam visual tersebut terdapat dua wanita telanjang | Terdapat radiator | Terdapat ember dan gayung.
Indeks : Dua wanita yang sedang mandi untuk membersihkan diri mereka.
Simbol : Lego Artic (Radiator).
Foto 6
Ikon : Sprei bunga | Background dengan gambar rumah mewah | satu orang dewasa/orangtua yang ditutupi sprei.
Indeks : Orang yang ditutupi sprei bunga didepan gambar rumah menandakan bahwa orang tersebut adalah orangtua (terlihat tingginya sama dengan orang dewasa).
Foto 7
Ikon : Terdapat visual tiga orang yang buram atau blur.
Indeks : Tidak terlihat karena buram atau blur.
Kesimpulan : Foto-foto yang terdapat dalam foto karya Anton Ismael memiliki objek-objek yang berhubungan tentang lingkungan sekiitar pelajar dan pendidikan juga visual yang disederhanakan namun setiap gambar yang mewakili objek yang direpresentasikan.
Denotasi pada foto kerya Anton Ismael adalah sentuhan manusia didalamnya dan visual yang berkaitan tentang kehidupan sehari-hari yang terdapat pada hampir semua foto yang dianalisis.
Konotasi pada foto karya Anton Ismael tidak hanya sekedar foto yang dilihat secara pandangan saja. Terdapat makna yang ingin disampaikan melalui komunikasi visual dimana memiliki keterlibatan moral, kehidupan sehari-hari, dan pendidikan terhadap foto yang dibuatnya. Semua itu terlihat dari teknik fotografi yang diterapkan sehingga membuat karya foto lebih terasa maknanya.
Mitos pada foto karya Anton Ismael secara umum memuat makna moral dan isu sosial yang diterima oleh sang fotografer. Ekspresi seni fotografi yang diterapkan mewakili kaum muda di era informasi dan digital membuat seuatu makna baru yang bersinggungan dengan fenomena masyarakat yang sering ditemui. - Representasi Loyalitas Yang Terkandung Dalam Music Video BTS "We Are Bulletproof : The Eternal"
Penulis : Kamelia Hanashofi Asih dan Muhammad Adi Sukma Nalendra
Judul Jurnal : Jurnal Rupa Matra
Keterangan : Vol. 1 No. 1, Oktober 2022, 1-10
Tujuan : Untuk mengetahui makna berupa nilai loyalitas melalui visualisasi yang terkandung didalam video musik BTS "We Are Bulletproof : The Eternal".
Teori dan Metode : Landasan teori yang digunakan merupakan teori semiotika dari Roland Barthes yang berupa signifikasi dua tahap, yaitu denotasi dan konotasi. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam hal pengumpulan data dan analisis data dimana mengambil data dari peristiwa dan masalah yang terkait dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang relevan dan menjelaskan refleksi dari apa yang terjadi berdasarkan pengamatan situasi nyata sebagaimana yang akan disampaikan.
Hasil :
Pengenalan Tokoh
Denotasi :Video dimulai dengan munculnya masing-masing karakter dari member BTS yang divisualisasikan menggunakan pakaian dari era musik terdahulu berdasarkan musik video yang pernah mereka rilis.
Konotasi : Dengan latar belakang yang berbeda pada masing-masing karakter, visualisasi karakter ditunjukkan berjalan dengan lesu tidak bersemangat serta penuh kekhawatiran. Karakter-karakter ini mengisahkan kepribadian masing-masing yang memiliki permasalahan untuk melewati segala tantangan dari awal debut.
Latar Belakang
Denotasi : Didalam video musik "We Are The Bulletproof : The Eternal" menampilkan latar belakang dari banyak konsep dari video musik BTS terdahulu.
Konotasi : Visualisasi dari latar belakang dari video musik terdahulu merepresentasikan bagaimana BTS telah merilis video musik dan melewati berbagai macam era album yang mereka ciptakan.
Pencapaian
Denotasi : Diakhir video terdapat latar belakang berwarna ungu dan terdapat rasi bintang yang membentuk tulisan We Are Together Bulletproof yang kemudian pecah mengelilingi member BTS.
Konotasi : Warna ungu merupakan warna khas dari BTS dan kepingan rasi bintang memvisualisasikan bagaimana impian mereka terwujud dan kepingan rasi bintang juga diibaratkan sebagai fans mereka yang ikut andil dalam kesuksesan karir BTS.
Mitos : Keseluruhan visualisasi yang ditampilkan pada video musik BTS "We Are Bulletproof : The Eternal" menceritakan kisah dari BTS selama memulai karir hingga berhasil menciptakan berbagai karya dari tahun ketahun dengan membuktikan kecintaan mereka terhadap musik dan mendapat apresiasi yang luar biasa secara global.
Kesimpulan : Video musik BTS "We Are Bulletproof : The Eternal" memiliki konsep yang menceritakan sebuah perjalanan karir mereka dari awal debut hingga untuk meraih kesuksesan seperti saat ini. Berkat perjuangan dan kerja keras para member BTS dan pengaruh penggemar yang ikut mendongkrak popularitas BTS sehingga karya musik mereka banyak diminati serta mendapat berbagai pengahrgaan, hal ini merupakan bukti loyalitas penggemar BTS. - Analisis Semiotika Makna Optimisme Pada Lirik Lagu K-pop NCT Dream "Hello Future"
Penulis : Zahwa Farahdila dan Lusia Savitri Setyo Utami
Judul Jurnal : Jurnal Koneksi
Keterangan : Vol. 7 No. 2, Oktober 2023, 315-324
Tujuan : Untuk mengetahui makna optimism yang ada di dalam lirik lagu NCT Dream “Hello Future” dan mengkaji penanda juga petandanya.
Teori dan Metode : Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menggunakan analisis semiotika Saussure untuk mengkaji penanda dan petanda pada lirik lagu "Hello Future"dan teori optimisme untuk mencari makna optimisme didalamnya. Peneliti menggunakan observasi non partisipan yang di mana peneliti tidak ikut andil di dalam penelitian dan hanya mengamati lirik lagu sebagai proses pengumpulan data. Selain itu, peneliti juga menggunakan studi pustaka dimana teknik pengumpulan data yang menelaah pada buku-buku, literatur, catatan, dan laporan yang terikat dengan masalah.
Hasil : Penelitian ini akan mengidentifikasikan petanda dan penanda yang ada pada lirik lagu NCT Dream “Hello Future” dengan lirik yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan membagi seluruh lirik lagu menjadi beberapa bait dan perbait tersebut yang nantinya akan dianalisis menggunakan analisis semiotika Saussure dengan konsep yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda).
Bait 1
Penanda
Big dreams and big thrills (Mimpi yang besar dan getaran yang hebat)
Flying high 터무니없는 상상해봐 (Terbang tinggi, mari pikirkan hal-hal yang konyol)
네 눈앞에 달려들고 있는 별 (Bintang yang bergelantungan di depan matamu)
낚아 채 불을 태워 봐 (Coba ambil dan nyalakanlah)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah saat seseorang mempunyai mimpi-mimpi besar yang ingin dicapai. Dalam artian pada saat manusia mempunyai mimpi yang besar dan harus mencapai mimpi tersebut setinggi apa pun mimpinya tetap harus berusaha untuk meraih mimpi tersebut.
Bait 2
Penanda
시작이라는 걸 넌 믿을 수 있겠니? (Apakah kau percaya bahwa ini hanya awalnya?)
이제야 사랑을 알 것 같아 (Sepertinya aku baru mengerti apa itu cinta sekarang)
Ready or not 가는 거야, 나를 믿어 (Siap atau tidak, kita jalan, percayalah padaku)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah dalam hidup manusia pasti ada awalannya dan harus dijalani. Dalam artian, manusia harus percaya setiap cerita dalam hidup yang ingin dijalani pasti ada awalnya dan memiliki akan ada orang lain dengan rasa cinta yang menemani seseorang itu saat menjalani kehidupannya.
Bait 3
Penanda
Soldiers knocking doors down yelling out (Para tentara merobohkan pintu sambil berteriak)
전쟁 전쟁 같던 시간들은 (Masa-masa yang berjalan seperti perang)
모두 뒤로 보내, 가슴이 소리치네 (Mari kita lupakan, hatiku berteriak)
달려가 날아 봐 (Lari dan terbanglah)
If you’re rocking with me oh oh (Jika kamu bergoyang bersamaku oh oh)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah seseorang ingin membantu orang yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup. Artinya, akan ada seseorang yang membantu kita melupakan hal-hal yang sulit dan akan melakukan berbagai cara untuk membantu orang dalam melupakan kesulitan tersebut seperti menari bersama-sama.
Bait 4
Penanda
Here we go here we go satellite radio (Ayo kita pergi ayo kita pergi radio satelit)
내 미래에 전해 줘 (Tolong sampaikan kepada diriku di masa depan)
온 세상과 저 광야 위로 (Ke seluruh dunia dan ke KWANGYA di atas sana)
후회 없이 사랑했다고 말하게 (Katakan padanya bahwa aku mencintainya tanpa ada penyesalan)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah ada orang dengan tulus mencintai yang akan mendukung orang yang dicintainya. Artinya masa depan seseorang tidak ada yang tahu tetapi seseorang bisa bermimpi apa yang akan terjadi dan seperti apa kita di masa depan nanti tetapi seperti apa nanti seseorang di masa depan tidak ada rasa penyesalan.
Bait 5
Penanda
기다렸어 어서 와 (Aku sudah menunggumu, cepat datang)
어디든 we’re coming together (Kita pergi bersama kemana pun)
아무 걱정 하지 마 (Jangan khawatirkan apa pun)
잘 될 거야 Hello Future (Semuanya akan baik-baik saja, Halo Masa Depan)
너를 만나 같이 더 빛나 yeah yeah (Setelah bertemu denganmu kita lebih bersinar yeah yeah)
Ey we’re on the way up we’re on the way up (Ey kita menuju ke atas, kita menuju ke atas)
아름다운 시간만 쌓자 yeah yeah yeah (Mari kita bangun masa-masa yang indah saja yeah yeah)
We’re going way up we’re going (Kita menuju ke atas, kita berjalan)
On our way up Hello Future (Dalam perjalanan ke atas, Halo Masa Depan)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah saat seseorang ingin menemani orang yang sedang mengalami masa-masa yang kekhawatiran. Dalam artian pada saat seseorang yang memiliki kekhawatiran dalam hidupnya akan ada seseorang yang akan menemaninya, bersama sama untuk menghilangkan kekhawatiran yang seseorang sedang rasakan dengan memberikan kalimat penyemangat agar tidak adanya rasa khawatir saat sedang menjalani hari-harinya dan fokus untuk meraih masa depan.
Bait 6
Penanda
Here we go here we go (Ayo mari ayo mari)
날개를 펼치고 (Bentangkan sayapmu)
또 꺾이고 다쳐도 (Walau patah dan tersakiti lagi dan lagi)
누구보다 강한 너잖아 (Kau lebih kuat dari siapa pun)
미래의 미래에도 널 사랑할 나란 걸 (Aku akan tetap mencintaimu di masa depan dan seterusnya)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah saat seseorang sedang memberikan semangat kepada orang lain. Dalam artian, orang yang sedang berusaha meraih mimpinya akan ada seseorang yang memberikan semangat untuk terus optimis dalam meraih mimpinya walaupun pernah gagal dan seseorang itu akan terus mencintai dan mendukungnya sampai kapan pun.
Bait 7
Penanda
Ey I’m tryna’ center me (Ey aku mencoba untuk memusatkan diriku)
hey where your center be? (Hai di mana pusatmu berada?)
흔들리지 않게 걸어 나아갈 수 있을지 (Apakah aku bisa berjalan keluar tanpa goyah?)
Too many cynical 거꾸로 갔던 Entropy (Terlalu banyak tatapan sinis, entropi yang berjalan mundur)
그 어디쯤 너 기다리고 있을지 (Aku menunggumu di sekitar situ)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah saat seseorang sudah hampir mendapatkan apa yang menjadi mimpinya. Dalam artian, seseorang telah berada dititik tertinggi untuk menggapai mimpinya di masa depan. Namun saat proses ini banyak rintangan yang harus dihadapi dan akan ada orang yang tidak suka dengan apa yang orang lain lebih sukses, namun mimpi di masa depan sudah menunggu.
Bait 8
Penanda
타 버린 채 여린 온기의 (Seperti terbakar dalam kehangatan yang lembut)
남은 잿더미 속에 ready to clap back (Dalam sisa abu, siap untuk kembali)
그리 멀지 않은 peace (Kedamaian yang tidak begitu jauh)
아픈 시간이 다만 짧기를 바라고 또 원했지 (Aku berharap masa yang sulit hanya datang sebentar)
Who you gon’ believe? (Siapa yang akan kau percaya?)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah seseorang sedang dalam masa yang sulit. Dalam artian di hidup ini pasti ada halhal sulit, namun harus percaya dan yakin bahwa masih ada harapan berupa kedamaian yang akan kita hadapi.
Bait 9
Penanda
We’re going way up (Kita sedang menuju ke atas)
곁에 함께 있어줘 (Tetaplah berada di sisiku)
오직 너만이 내 미래라는 걸 (Hanya kaulah masa depanku)
Just keep looking to the stars (Teruslah menatap bintang)
널 기다렸어 (Aku sudah menunggumu) Hello Future (Halo masa depan)
Petanda
Dalam lirik ini yang menjadikan petanda adalah seseorang yang fokus menuju ke atas untuk menyambut masa depannya. Dalam artian, mimpi di masa depan sudah menanti, tetaplah fokus untuk meraih mimpi tersebut karena mimpi itulah yang selalu diinginkan.
Kesimpulan : Makna optimisme terhadap mimpi-mimpi yang ingin diraih untuk masa depan yang cerah meski harus menghadapi masa-masa yang sulit, rasa optimisme dalam diri tidak boleh hilang karena masa depan yang cerah sudah menanti. Makna optimisme tersebut memberikan pesan untuk orang-orang khususnya anak muda yang memiliki mimpi agar terus berusaha mengejar mimpi itu agar dapat memiliki masa depan yang cerah walaupun proses meraih mimpi di masa depan tidak selalu berjalan seperti apa yang kita mau seperti menghadapi masa-masa yang sulit, tetapi harus tetap optimis bahwa pasti bisa menggapai mimpi itu. Penulis menyarankan untuk industri musik khususnya musisi agar dapat memproduksi lagu-lagu dengan memberikan makna positif seperti memberikan pesan untuk orang-orang khususnya anak muda agar terus mengejar mimpinya di masa depan walaupun harus melalui masa-masa yang sulit, tidak boleh menyerah. Karena musik tidak hanya sekedar media hiburan tetapi musik juga memiliki pesan mendalam yang dapat disampaikan. - Kajian Intertekstualitas Sampul Album 'Viva La Vida' dari Coldplay
Penulis : Brian Alvin Hananto
Judul Jurnal : Jurnal DeKaVe
Keterangan : Vol. 12 No. 2, 2019, 1-9
Tujuan : Untuk mengetahui makna intertekstualitas setiap objek desain pada sampul album 'Viva La Vida' dari Coldplay.
Teori dan Metode : Penelitian ini menggunakan landasan teori dasar dari desain grafis dan teori intertekstualitas, kemudian dilakukan dengan pendekatan kualitatif (artifact analysis dan literture review). Desain grafis memiliki dua elemen primer yaitu image dan type. Elemen type adalah elemen tulisan, dimana audiens dapat memaknai tulisan karena adanya pengetahuan dan juga kesepakatan untuk dapat memahami bentuk tersebut menjadi sesuatu yang dapat dibaca. Sedangkan elemen image adalah elemen gambar, dimana audiens mampu memaknai gambar karena adanya pengalaman empirik dari apa yang digambarkan sebelumnya.
Intertekstualitas merujuk kepada sebuah teks secara literal didalam teks lain (Khosravishakib, 2012). Intertekstualitas juga menjelaskan bagaimana makna dapat terbangun atau dimengerti dalam relasi dengan teks-teks lain yang telah ada terlebih dahulu (Zantide, 2016). Pandangan ini sejalan dengan pandangan bahwa oobjek desain grafis merujuk dua elemen desain, image dan type, yang dimana sama-sama dapat menghadirkan makna dengan membutuhkan teks lain: konvensi dan juga pengalaman empirik.
Pembahasan :
Pembahsan Formal Karya
Pada desain sampul album 'Viva La Vida' terdapat lukisan 'Liberty Leading the People' karya Eugene Delacroix serta tulisan tangan "Viva La Vida" berwarna putih yang ditulis menggunakan kuas ditengah-tengah album. Dimana lukisan 'Liberty Leading the People' merupakan elemen desain image dan tulisan tangan "Viva La Vida" berwarna putih merupakan elemen desain type. Relasi antara kedua elemen tersebut merupakan separation, dimana kedua elemen tersebut berdiri sendiri tanpa interaksi atau mempengaruhi satu sama lain (Skolos & Wedell, 2011). Separation menciptakan struktur dan hirarki yang baik pada desain, dan memudahkan penyajian informasi dengan lebih jelas. Terlihat bagaimana type, yang merupakan nama album tersebut, memiliki warna putih dan terlihat kontras dari image yang menjadi latar dari desain tersebut. Hal ini memberikan penekanan lebih dan fokus pada pesan dari type dibandingkan adegan yang diilustrasikan oleh image. "Viva La Vida" merupakan bahasa Spanyol dari "Jalani Hidup", dan pesan tersebut yang membelakangi ilustrasi yang tampak seperti peperangan. Hal ini seolah menekankan bahwa dalam situasi tersebut, peperangan perlu dijalani sebagai bagian dari hidup itu.
Pembahasan Intertekstualitas
Coldplay menggunakan lukisan 'Liberty Leading the People' karena lukisan tersebut menunjukan optimisme yang sejalan dengan pesan dan citra yang ingin dibawakan Coldplay. Sedangkan 'Viva La Vida' merupakan judul lukisan Frida Kahlo yang melukiskan buah semangka dengan tulisan Viva La Vida yang dimana menginspirasi Chris Martin karena menunjukan keberanian dan semangat Frida Kahlo. Karya yang mencoba mengkomunikasikan perspektif positif akan hidup ini digambarkan dengan alegori. Alegori sendiri adalah representasi yang menggunakan simbol (Meggs, 1992), sebuah tanda yang maknanya dikenal secara konvensional (Noble & Bestley, 2005). Kedua lukisan yang digunakan merupakan sebuah simbol, dikarenakan pemaknaan kedua lukisan tersebut muncul karena adanya konvesi. Oleh karena itu, dengan memahami kedau simbol tersebut (lukisan Delacroix & Kahlo), seorang audiens dapat menggali datu tingkatan lebih mendalam mengenai karya sampul album 'Viva La Vida'.
Kesimpulan : Desain sampul album 'Viva La Vida' milik Coldplay dapat mengajari kita banyak hal dalam melihat karya desain grafis. Optimistik yang ditampilkan tidak hanya direpresentasikan lewat lagu-lagu, namun juga dengan sebuah visual yang kaya akan pesan-pesan positif. Memahami dan mengenali akan konteks dari sebuah desain mampu membuat kita menggali konten, namun hal ini tidak berlaku semata-mata ketika menafsirkan sebuah karya seni atau karya desain. Desain adalah sebuah objek yang tidak lepas dari dunia karena setiap elemen yang muncul memiliki potensi untuk menjadi kaya akan makna. - Makna Denotatif, Konotatif, dan Mitos pada Video Musik Red Velvet Feel My Rhythm
Penulis : Nensilianti, Dwi Rahmi Apriliya H.S, Ridwan
Judul Jurnal : Jurnal Bastra
Keterangan : Vol. 8 No. 4, Oktober 2023, 472-481
Tujuan : Untuk mengetahui tanda dari teori konspirasi yang ada dalam video musik Feel My Rhytm, dimana tema lagu dan video musik tersebut terinspirasi dari lukisan Bosch 'The Garden of Eartbly Deligbts' atau Taman Kenikmatan Duniawi.
Teori dan Metode : Pada penelitian ini landasan teori yang digunakan adalah teori semiotika Roland Barthes, dimana ia mengembangkan semiotika menjadi dua tingkat tanda (denotasi dan konotasi) dan kemudian melihat makna lain yang tingkatnya lebih dalam, namun sifat maknanya lebih bersyarat terkait dengan mitos.Kemudian menggunakan metode deskriptif kualitatif yang biasanya digunakan untuk mempelajari suatu fenomena, tujuan salah satunya adalah mencari makna yang lebih dlam dari fenomena tersebut dan menggunakan penulis mendeskripsikan data atau hasil penelitian secara sistematis dan mendalam dengan menggunakan kalimat dan kata-kata. Dalam penelitian mengumpulkan data-data dari jurnal, buku, website, dan platform Youtube.
Hasil :
Gambar 1
Denotatif : Irene duduk diatas kapal mewah kecil menggunakan gaun hitam dan dikelilingi burung hantu. Kemudian Seulgi dengan kostum hitam yang seperti ratu burung terlihat duduk disofa bulat berwarna merah dan hijau yang dikelilingi burung hantu.
Konotatif : Irene dan Seulgi memiliki burung pekerja berwarna hitam dan Seulgi direpresentasikan sebagai burung hantu.
Gambar 2
Denotatif : Joy berada ditengah-tengah bunga mekar yang besar dikelilingi ilustrasi air menggunakan gaun merah muda sambil memegang kandang merah muda yang berisi pink orb yang kemudian dilepas dan terbang menjauh.
Konotatif : Joy membuka kandang pink orb, bagaikan burung yang terbang bebas dari kandangnya, dan disimpulkan bahwa pink orb terbang membawa 'malapetaka' bagi Irene dan membantu Seulgi dalam mempengaruhi member lain untuk mengikutinya.
Gambar 3
Denotatif : Wendy berdiri diatas danau es dan terjatuh kedalam danau yang terdapat strawberry besar didalamnya, kemudian terlihat burung melihat lubang dari atas danau.
Konotatif : Wendy berdiri di danau es lalu ada tetesan air menghampiri dan membuat danau es mencair berbentuk lubang dan membuat Wendy terjatuh kedalam danau. Kemudian seekor burung mengintip Wendy yang terjatuh kedalam danau, dimana burung tersebut merupakan kiriman dari Seulgi yang ternyata juga mengirimkan tetesan air pada Wendy.
Gambar 4
Denotatif : Wendy memegang buah strawberry didalam danau es dan memakannya.
Konotatif : Wendy mendekati strawberry raksasa didalam danau, strawberry menggambarkan 'forbidden fruit'. Kemudian Wendy memakan buah tersebut dan jatuh kedalam pengaruh Seulgi.
Gambar 5
Denotatif : Terlihat Yeri, Seulgi, dan Joy berada ditaman bunga, dimana Seulgi dan Yeri sedang memungut bunga dirumput dan Joy mengamati dari jauh.
Konotatif : Seulgi mencoba mendekati Yeri ditaman yang disebut Garden of Eden, dan Joy mengamati Seulgi dari jauh dan mencurigai perilaku mereka berdua.
Gambar 6
Denotatif : Joy melihat bola merah dan menyentuhnya.
Konotatif : Seulgi mengetahui Joy mencurigainya dan mengirim "hadiah" berupa bola merah. Joy kemudian menyentuhnya dan ketika bola tersebut pecah, mantra dari Seulgi bekerja.
Gambar 7
Denotatif : Irene berada diruangan dan ingin memberikan strawberry ke makhluk hitam besar.
Konotatif : Sulgi mengirimkan makhluk itu ke Irene dan Irene memberi makan strawberry dimana buat itu terkutuk agar makhluk tersebut jatuh pingsan. Namun makhluk tersebut merupakan jebakan yang dibuat Seulgi, ketika makhluk tersebut pingsan mantranya bekerja mempengaruhi Irene.
Gambar 8
Denotatif : Yeri menggunakan gaun merah muda disebuah ruangan bernuansan merah muda dan biru, dan dikelilingi banyak burung.
Konotatif : Yeri tidak termasuk dari orang yang dimantrai karena Yeri juga termasuk dalang dari cerita, terlihat dari Yeri yang tersenyum daat dikelilingi burung-burung yang merepresentasikan Seulgi.
Gambar 9
Denotatif : Semua anggota berkumpul di taman menggunakan gaun merah muda dan dikelilingi burung. Anggota Red Velvet dengan gaun hitam berkumpul di satu ruangan kecil berwarna kuning berbentuk bulan dengan latar hitam.
Konotatif : Semua anggota berkumpul didua tempat yang berbeda. Pada Garden of Eden mereka dikelilingi burung-burung yang merepresentasikan Seulgi. Dan ruangan selanjutnya merupakan 'neraka' yang terinspirasi lukisan Bosch.
Gambar 10
Denotatif : Red Velvet berkumpul ditaman dengan gaun merah muda, semua tersenyum kearah kamera kecuali Seulgi yang menatap Yeri.
Konotatif : Seulgi khawatir bahwa Yeri yang tidak dibawah mantranya akan menghianatinya.
Gambar 11
Denotatif : Seulgi dengan pakaian hitam didalam sebuah ruangan berbentuk bulat berada di area luas.
Konotatif : Terinspirasi dari lukisan Bosch dimana didalam lukisan terdapat burung hantu pada ruangan tersebut namun pada video menjadi sosok Seulgi.
Mitos : Video musik ini terinspirasi dari lukisan Bosch yaitu The Garden Of Earthyl Delight, dimana lukisan tersebut menggambarkan 3 hal yaitu Tuhan memperkenalkan Eve dan Adam, Manusia terjerumus dosa nafsu, dan tentang hukuman neraka bagi mereka yang terjerumus. Sesuai dengan tema yang diusung Bosch tentang nafsu yang membawa malapetaka dan juga "flase paradise", Feel My Rhythm juga menggambarkan surge palsu dimana semua hal terlihat menyenangkan namun semua itu hanya khayalan belaka. Teori ini juga menggambarkan Red Velvet merangsang "nafsu" kita untuk "Feel My Rhythm" yang dapat membawa sebuah malapetakan, yang dapat kita lihat semua anggota juga berada di "neraka" yang digambarkan oleh Bosch. Dalam lukisan juga terdapat 2 evil burung hantu disisi kanan dan kiri yang merupakan gambaran Irene (burung hantu yang dipeluk manusia) dan Seulgi (burung hantu yang diberi makan buah mereah).
Kesimpulan : Dengan menggunakan denotatif, konotatif, serta mitos semiotika milik Roland Barthes pada pemaknaan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Red Velvet memiliki teori konspirasi yang berhubungan dengan lukisan The Garden Of Earthyl Delight milik Bosch yang mampu menarik perhatian penggemar hingga dapat memunculkan banyak teori yang berhubungan dengan musik video Feel My Rhythm melalui sudut pandang masing-masing. - Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Poster Film Parasite Versi Negara Inggris
Penulis : A'yun Nikmatus Shalekhah, Martadi
Judul Jurnal : Jurnal Barik
Keterangan : Vol. 2 No. 1, 2021, 54-66
Tujuan : Untuk menemukan makna dibalik poster film Parasite versi negara Inggris.
Teori dan Metode : Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dimana teori tersebut dikenal dengan istilah two order of signification (denotasi dan konotasi) dan mitos. Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan, dimana teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung poster film Parasite sedangkan teknik studi kepustakaan dilakukan dengan studi pada buku, jurnal, skripsi, website yang terkait dengan penelitian ini.
Hasil :
Deskripsi Karya
Poster film Parasite yang didesain oleh Laboca Studio berbentuk ilustrasi dengan 9 ruangan yang berbeda dengan total 34 objek dan menggunakan 10 warna utama. Terdapat tulisan Parasite diruangan keempat, kelima, dan keenam. Pada bagian atas poster terdapat tulisan "act like you own the place" sedangkan pada bagian bawah poster terdapat tulisan "invading your cinemas in 7 february".
Analisis Formal
Ada beberapa unsur visual yang ditampilkan pada poster film Parasite ini. Ada 10 warna yang mendominasi yang mengarah ke warna pastel. Terdapat 5 tipografi pada poster diantaranya "ACT LIKE YOU OWN THIS PLACE", PARASITE, "A FILM BY BONG JOON HO", "INVADING YOUR CINEMAS 7 FEBRUARY", dan "A CURZON REALESE". Pada tulisan Parasite berperan juga sebagai point of interest pada poster film.
Interpretasi
Anjing Pada Poster
Denotasi : Anjing berwarna putih jenis Pomerian
Konotasi : Jenis anjing yang tergolong mahal
Mitos : Anjing Pomeranian biasanya dipelihara orang kaya
Pada film Parasite, keluarga Park memiliki 3 anjing dimana salah satunya adalah anjing Pomerian dan dengan begitu kepemilikan anjing ini menandakan bahwa keluarga Park merupakan keluarga yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi.
Tenda Pada Poster
Denotasi : Tenda berbentuk segitiga kuning dibawah air hujan
Konotasi : Tenda tersebut diletakkan diluar
Mitos : Tenda merupakan tempat tinggal atau rumah bagi pemiliknya
Tenda tersebut merupakan ilustrasi adegam saat Park Dasong anak laki-laki keluarga Park bermain diluar rumah bersama dengan tendanya pada malam hari saat hujan.
Kloset Pada Poster
Denotasi : Kloset berwarna putih yang terletak lebih tinggi dari permukaan
Konotasi : Kloset yang mengeluarkan bau, cenderung kotor dan jorok
Mitos : Orang miskin cenderung digambarkan kotor
Dalam film Parasite kloset ini berada ditempat tinggal keluarga Kim yang berada dipemukiman kumuh.
Tanaman Bonsai Pada Poster
Denotasi : Tanaman mirip pohon berukuran tidak terlalu besar dengan daun yang terlihat bulat
Konotasi : Tanaamn ini disebut tanaman bonsai tanaman hias
Mitos : Tanaman bonsai biasanya dipelihara orang kaya
Tanaman bonsai dalam poster merupakan tanaman yang ada dihalaman rumah keluarga Park dimana menunjukan strata dan gaya hidup keluarag Park yang kaya raya.
Sepasang Mata Pada Poster
Denotasi : Sepasang mata mengamati dari dalam ruangan yang gelap
Konotasi : Seseorang sedang mengintai sesuatu
Mitos : Kegiatan mengintai biasanya dilakukan oleh seseorang yang fokus memperhatikan kepada sebuah objek
Dalam film Parasite, suami asisten rumah tangga keluarga Park ternyata hidup bersembunyi diruang bawah tanah rumah keluarga Park dan suka mengintai kondisi disekitar kulkas pada malam hari.
Piala Oscar Pada Poster
Denotasi : Piala emas berbentuk badan manusia
Konotasi : Piala Oscar atau Academy Awards. Penghargaan bergengsi untuk industri film
Mitos : Film yang masuk nominasi atau bahkan menjadi pemenang piala Oscar pasti film yang layak untuk dikonsumsi.
Pada Academy Awards yang ke-92 tahun 2020 Film Parasite memenangkan 4 Piala Oscar dan menjadi film pertama Korea Selatan yang dapat masuk dan memenangkan nominasi.
Kode Morse Pada Poster
Denotasi : Dua jenis lampu yang berbentuk bulat dan persegi panjang
Konotasi : Lampu berbentuk bulat menandakan titik dan lampu persegi panjang menandakan garis. Hal ini menunjuka sandi morse.
Mitos : Cahaya yang biasa dihasilkan dari senter atau lampu dapat digunakan untuk mengirim sinyal morse.
Adegan film yang menunjukan lampu padam dan menyalan sebagai tanda untuk memberikan sinyal tersebut disadari oleh peran anak laki-laki kecil (anak pemilik rumah) yang merupakan anak pramuka dan adegan dimana Kim yang terkurung didalam ruang bawah tanah mengirim pesan ke anaknya untuk memberi tahu kondisinya.
Batu Pada Poster
Denotasi : Batu
Konotasi : Batu dalam rumah adalah memiliki alasan khusus
Mitos : Batu bisa dijadikan untuk jimat atau kepercayaan tertentu
Dalam film Parasite, sebuah batu diberikan oleh teman dari Kiwoo, anak laki-laki miskin karena dipercaya batu itu dapat membawa keberuntungan dan kekayaan pada keluarganya.
Sepasang Kaki Pada Poster
Denotasi : 2 pasang kaki bersepatu
Konotasi : Kaki dari seorang manusia
Mitos : Tubuh manusia yang tergeletak disembarang tempat biasanya menunjukan adanya kejadian pembunuhan
Pada poster film Parasite versi Inggris yang digambarkan La Boca merupakan kaki Pak Park yang dibunuh oleh Pak Kim.
Tangga Pada Poster
Denotasi : Tangga
Konotasi : Media atau pijakan untuk menggapai sesuatu yang lebih tinggi
Mitos : Jalan kesuksesan atau posisi yang lebih tinggi
Tangga yang diilustrasikan pada poster jika digunakan oleh seseorang, maka seseorang tersebut bisa saja dalam bahaya atau bisa diartikan orang tersebut sengaja untuk menaiki tangga (meraih posisi tinggi) meskipun dengan cara yang tidak aman (tidak ada handrail).
"Act Like You Own The Place" Pada Poster
Denotasi : Kalimat menggunakan bahasa Inggris "Act Like You Own The Place"
Konotasi : Kalimat ini berarti "Bertingkah seperti Anda pemilik tempat ini"
Mitos : Bertingkah seakan milik sendiri merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan
Sama seperti artinya, merujuk pada cerita dalam film Parasite sendiri. Dimana keluarga Kim yang bertingkah seenaknya seperti rumah sendiri di rumah keluarga Park ketika Keluarga Park tidak berada di rumah.
Kesimpulan : Berbeda dengan poster asli film Parasite, poster film yang didesain La Boca Studio menggambarkan adegan-adegan ikonik melalui berbagai objek yang terdapat pada poster dengan begitu poster film ini merupakan gambaran dari film Parasite itu sendiri. - Representasi Harapan Dalam MV BTS "Spring Day" (Kajian Semiotika Roland Barthes)
Penulis : Ratu Nadya Wahyuningratna, Ratu Laura M.B.P, Windhi T. Saputra
Judul Jurnal : Jurnal CommLine
Keterangan : Vol. 8 No. 1, Januari 2023, 1-10
Tujuan : Untuk menelaah representasi harapan dalam musik video BTS "Spring Day " dengan melihat makna denotasi, konotasi, dan mitos yang ada di dalamnya.
Teori dan Metode : Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori semiotika Roland Barthes dimana Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan (staggered system), yaitu tingkat denotasi (denotation) dan konotasi (connocation). Mitos dalam pemahaman semiotika Barthes adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial (yang sebetulnya arbirter atau konotatif) sebagai sesuatu yang dianggap alamiah (Vera, 2016). Di dalam semiotika menurut Danesi (2010), representasi didefinisikan sebagai penggunaan tanda-tanda (gambar, suara dan sebagainya) untuk menampilkan ulang sesuatu yang diserap, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna.
Hasil :
Scene 1 dan 2
Lirik : “Miss you even though i’m looking at your photo, wanna get to the other side of the earth holding your hand. Wanna put an ends to this winter”
Denotasi : Seorang pemuda yang sedang berdiri sendirian di tengah gerbong kereta api lalu berlari sambil melihat sekelilingnya.
Konotasi : Seorang pemuda (RM) sedang berdiri sendirian di gerbong kereta dan ia nampak berlarian di gerbong tersebut sambil seolah mencari seseorang karena pandangannya yang nampak mencari-cari. Dari lirik yang disampaikan pun menggambarkan bagaimana ia merindukan seseorang seolah ia berharap bisa menggenggam tangan orang yang dirindukannya dan ingin mengajaknya kemanapun.
Mitos : Salah satu komponen harapan adalah goals, Tujuan (goals) merupakan suatu objek, pengalaman, atau hasil (outcome) yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran kita (Snyder, 1994 dalam Hidayat, 2016, hal. 6). Dalam scene ini RM berlari-lari di lorong gerbong kereta api seolah mencari seseorang dengan tujuan ingin bersama dengannya. Ia memiliki harapan bisa bertemu dengan orang tersebut karena sudah sangat merindukannya.
Scene 3 dan 4
Denotasi : Seorang pemuda yang sedangberdiri di tengah rel kereta api di sebah stasiun yang nampak kosong, kemudian dia menempelkantelinganya di rel tersebut.
Konotasi : Seorang pemuda (V) yang sdang berdiri sendirian di tengah rel kereta dari stasiun yang kosong, ia nampak memikirkan sesuatu lalu ia menempelkan telinganya di rel tersebut seolah sedang menantikan sebuah kereta api yang mungkin akan lewat.
Mitos : Bunyi merambat melalui benda padat contohnya saat menempelkan telinga di rel kereta api maka suara roda kereta api yang masih berjarak belasan kilometer akan terdengar cukup jelas (Anjani, 2021). Hal ini dilakukan oleh Vuntuk mengetahui apakah akan ada kereta yang lewat di stasiun tersebut, walau sebenarnya tempattersebut sudah lama kosong. Apa yang dilakukan oleh V sebenarnya adalahpemikiran dan harapan orang yang ia tunggu- tunggu mungkin saja akan tiba menggunakan kereta dan menemuinya di stasiun tersebut.
Scene 5, 6, dan 7
Lirik : “How long do i have to wait, and how many sleepless night do i have to spend. To see you, to meet you”
Denotasi : Sekelompok pemuda yang sedang bersama-sama, mereka nampak dekat satu sama lain. Ada yang sedang menggosok gigi, bersenderan pada yang sedang tidur, dan beberapadi antaranya tidur dalam satu kasur yang sempit.
Konotasi : Sekumpulan pemuda yang merupakan teman dekat, mereka nampak sangat akrab satu sama lain, melakukan aktivitas bersama-sama. Kontras dengan liriknya yang menggambarkan harapan ingin bertemu, adanya kerinduan yang tidak terkira.
Scene 8, 9, 10, dan 11
Lirik : “How long do i have to wait, and how many sleepless night do i have to spend. To see you, to meet you.. you know it all you’re my best friend”.
Denotasi : Seorang pemuda yang sedangberlari sendiran melewati beberapa tempat sampaiakhirnya ia bertemu dengan temantemannya. Sejenak ia menatap “dirinya” yang lain yang sedang di dalam sebuah kereta.
Konotasi : Seorang pemuda (Jungkook) yang sedang berlari melewati beberapa tempat, ia nampak sedang mencari teman-temannya yang hilang (sesuai dengan makna liriknya yang mengisyaratkan akan kerinduannya terhadap temannya). Sampai akhirnya ia bisa bertemu dengan teman-temannya tersebut di sebuah lorongdan melihat adanya “dirinya” yang lain sedangmenatapnya dari dalam sebuah gerbong kereta.
Mitos : Jungkook yang sedang berlari dan Jungkook yang sedang berada di dalam gerbong kereta adalah orang yang sama. Mereka samasama sendirian, mereka memiliki harapan dan rasarindu ingin bertemu dengan teman-temannya. Hanya saja Jungkook yang sedang berada di dalam kereta nampak pasrah dan tidak dapat berbuat apa-apa, sedangkan Jungkook yang sedang berlari memiliki harapan yang lebih tinggi dan usaha agar bisa bertemu dengan temantemannya. Jungkook yang sedang berlari memilikiwillpower dalam memenuhi harapannya. Snyder (1994) menjelaskan willpower memuat keteguhan hati dan komitmen, yang dapat digunakan untuk membantu seseorang ke arah pencapaian tujuan pada suatu saat tertentu (Hidayat, 2016, hal.6).
Kesimpulan : Harapan adalah salah satu aspek krusial dalam hidup manusia. Tanpa harapan manusia seakan tidak memiliki tujuan hidup dan menyebabkan kehampaan dalam hidupnya. Melalui video musik Spring Day, BTS berhasil menggambarkan pesan-pesan tentang harapan manusia yang disajikan secara epik dalam video musiknya. Dua aspek yang paling menonjol yang ditampilkan tentang harapan adalah tujuan (goal) dan willpower yang mengisyaratkan bahwa manusia yang memiliki harapan mestilah memiliki tujuan yang jelas, memiliki keteguhan hati, dan komitmen untuk berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. - Elemen- Elemen Dalam Desain Komunikasi Visual
Penulis : Christine Suharto Cenadi
Judul Jurnal : Nirmana
Keterangan : Vol. 1 No. 1, Januari 1999, 1-11
Tujuan : Untuk membahas mengenai apa tujuan, manfaat, elemen dan lapangan kerja dari Desain Komunikasi Visual.
Teori : Teori yang digunakan pada pembahasan ini merupakan teori dasar dari Desain Komunikasi Visual seperti tipografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi.
Pembahasan : Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut. Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
Desain Komunikasi Visual sebagai Sarana Indentifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.
Desain Komunikasi Visual sebagai Sarana Informasi dan Intruksi
Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten.
Desain Komunikasi Visual sebagai Sarana Presentasi dan Promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.
Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual
Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri.
Desain dan Simbolisme
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol. Bentuk yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu.
Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual. Ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.
Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut. Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang sesungguhnya.
Kesimpulan : Dalam era globalisasi ini peran Desain Komunikasi Visual tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari dan menjadi sangat penting. Seiring dengan majunya tingkat kecerdasan manusia, banyak diantara kita yang memiliki kecenderungan dan “fasih” dalam bervisualisasi, sehingga mempermudah tujuan dan fungsi dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri yaitu sebagai sarana identifikasi, sarana informasi dan instruksi, dan sarana presentasi dan promosi. Desain sendiri adalah suatu evolusi. Untuk sebagian orang, desain merupakan suatu perjalanan atau proses yang menyenangkan. Apa yang kita pikirkan dalam proses itu bercerita tentang diri kita dan proses kreatifitas. - Analisis Semiotika Perilaku Manusia dalam "Monster" oleh Seulgi dan Irene
Penulis : Yupi Yuandita dan Nur Maghfirah Aesthetika
Judul Jurnal : Interaction: Communication Studies Journal
Keterangan : Vol. 1 No. 1, 2024, 72-84
Tujuan : Untuk mendeskripsikan bahasa visual dari video musik "Monster" oleh Seulgi dan Irene, mengkaji isyarat non-verbal seperti lirik, tarian, gaya, dan narasi. Peneliti juga ingin menjelaskan manifesti perilaku manusia, mencangkup sifat baik dan jahat, dan bagaimana ini dipengaruhi oleh stimulus eksternal, seperti pelanggaran yang dirasakan.
Teori dan Meode : Landasan teori yang digunakan merupakan teori semiotika Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni digunakan peneliti yang tertarik pada proses pemaknaan dan pemahaman yang idambil dari kata-kata atau gambar. Data dikumpulkan melalui observasi pada musik video Monster. Data premier yakni berupa musik video Monster, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan situs yang dianggap relevan.
Hasil :
Scene 1
Denotasi : Dua perempuan sedang menari dengan pencahayaan latar belakang warna merah dan biru yang membelakangi keduanya bertepatan dengan lirik "Satu pencahayaan, tapi kenapa ada uda bayangan?"
Konotasi : "Satu pencahayaan, tapi kenapa ada uda bayangan?" dapat diartikan dengan pada dasarnya manusia memiliki dua sisi yang berbeda, satu sisi penuh dengan ketenangan dan satu sisinya terdapat semangat, emosional, dan kekerasan dimana perilaku tersebut akan muncul tergantung dengan situasi.
Scene 2
Denotasi : Seorang perempuan sedang menari dengan riasan wajah yang mencolok serta busana yang serba hitam bertepatan dengan lirik "Hal lain dalam diriku telah membuka mata".
Konotasi : Riasan mencolok dan busana serba hitam menggambarkan sisi antagonis yang merupakan watak buruk atau negatif. Makna "Hal lain dalam diriku telah membuka mata" sebagai perilaku manusia yang lain telah bangkit, yakni sisi negatifnya.
Scene 3
Denotasi : Terdapat seorang perempuan yang sedang membawa boneka dan dikelilingi oleh boneka. Menggunakan riasan dengan tatanan garang dan mata menukik tajam.
Konotasi : Boneka dapat merepresentasikan orang yang hanya menjadi mainan orang lain. Dalam scene ini dapat diperoleh makna bahwasanya manusia memiliki salah satu sifat buruk dalam dirinya jika tidak dapat mengontrol ego, yakni sifat serakah dan ingin berkuasa. Ego adalah struktur kepribadian yang membawa seseorang untuk menjejak pada kenyataan sosial.
Scene 4
Denotasi : Dalam gambar terlihat seorang perempuan sedang memakai riasan seperti monser dengan wajah yang rusak bertepatan dengan lirik "Aku adalah monster kecil".
Konotasi : Monster seringkali dipandang sebagai makhluk yang berkonotasi negatif atau buruk. Makna perilaku yang ditonjolkan dalam scene ini adalah beberapa orang memiliki perasaan ingin berkuasa dan menunjukkannya pada orang disekitar bahwa ia adalah seorang monster. Hal ini dipicu karena seseorang tersebut ingin mencri validasi dengan menunjukan kekuasaannya dan membuktikan bahwa ia mampu berkuasa.
Scene 5
Denotasi : Seorang perempuan sedang menodongkan pistol kearah kamera bertepatan dengan lirik "Namun, Monster akan hidup selamanya".
Konotasi : Konsep yang ingi ditunjukan adalah bentuk ancaman dari seseorang yang ingin berkuasa dengan menunjukan pistol yang ia miliki, karena tidak semua orang memiliki pistol.
Scene 6
Denotasi : Terdapat seorang perempuan sedang membawa lilin putih yang menyala bertepatan dengan lirik "Di atas badan itu akan kuberi mantra".
Konotasi : Mantra merupakan sekumpulan suku kata, suara, atau kalimat yang dapat dipercaya memiliki energi spiritual sedangkan lilin identik dengan api dan penerangan yang memiliki keterkaitan khusus pada figur Baphomet atau setan. Makna yang ingin disampaikan pada scene ini adalah seseorang yang tidak pernah puas atas pencapaian dirinya akan melakukan segala upaya termasuk memberi mantra pada orang lain agar mengabulkan harapannya.
Kesimpulan : Pada dasarnya, manusia memiliki perilaku yang baik dan buruk dimana emosi setiap manusia tergantung pada individu dan lingkungan eksternal. Video musik "Monster" menceritakan emosi yang tidak terkontrol karena suatu keinginan dan perasaan ingin berkuasa sehingga perasaan emosi dan perasaan ingin berkuasa tidak ditemukan solusi untuk meredamkan emosi tersebut. Dimana lirik lagu dan visualisasi pada video musik menggambarkan betapa emosionalnya Seulgi dan Irene. - Komunikasi Ideologi Band Indie Melalui Desain Cover Album Studi Kasus : The S.I.G.I.T
Penulis : Yosua Reydo Respati
Judul Jurnal : Dimensi DKV
Keterangan : Vol. 1 No. 2, Oktober 2016, 117-136
Tujuan : Untuk membahas desain cover band indie The S.I.G.I.T sebagai media komunikasi akan eksistensi idealisme mereka.
Teori dan Metode : Menggunakan teori semiotika dari Saussure (semiotika struktural), yang menganggap petanda dan penanda sebagai suatu kesatuan, dan teori Roland Barthes mengenai tingkatan pertandaan yang membentuk mitos sebagai 'kendaraan' bagi ideologi. Melalui metode analisis teks dengan pendekatan semiotika dilakukan analisis interpretatif untuk mengungkap tingkatan makna tanda dan ideologi dari band The S.I.G.I.T. Objek penelitian diamati dari sudut pandang peneliti sebagai onterpretant, dengan pengumpulan data melalui observasi non-participatory, studi pustaka, dan wawancara yang bersifat structured interview untuk memperoleh data-data yang kemudia dianalisa dan dijadikan dasar pengambilan kesimpulan.
Hasil : Konsep desain cover album 'Visible Idea of Perfection' disusun oleh personel The S.I.G.I.T dengan menggunakan cat minyak karya Dadan Setiawan yang berjudul 'Perfect View'.
Analisis Tingkatan Tanda
Tanda Visual : Mobil jenis 'American Muscle'
Denotasi : Deretan mobil mengindikasikan mobil yang sedang parkir.
Konotasi : Keteraturan dalam keadaan diam/statis/netral.
Denotasi : Mobil yang mengeluarkan asap dari knalpot menandakan mobl dalam keadaan menyala.
Konotasi : Agresif, siap melaju.
Denotasi : Mobil jenis 'American Muscle'
Konotasi : Performa tinggi, vintage.
Mitos : Mitos tentang mobil 'American Muscle' yang memiliki status vintage, dengan performa digunakan sebagai mitos band indie yang mengutamakan musik dalam berkarya, dan menunjukan citra musik rock yang vintage.
Tanda Visual : CCTV, Gedung-gedung tinggi, dan Tipografi jenis stencil
Denotasi : Kamera cctv mengindikasikan adanya pengawasan.
Konotasi : Kontrol, dominasi.
Denotasi : Ikon gedung-gedung tinggi sebagai indeks dari pusat kota, ikon langit biru yang cerah.
Konotasi : Modern, kemajuan, harapan, hari yang baru.
Denotasi : Font/tipografi jenis stencil
Konotasi : Berat, tegas, kontras.
Mitos : Perlawanan kelompok subkultur (band indie) terhadap dominasi musik populer yang berada di jalur mainstream.
Analisis Ideologi
Perlawanan Terhadap Otoritas Dominan
Keberadaan musik mainstream dan pihak major label yang mendominasi industri musik cenderung menjadi konsumsi masyarakat luas dan tanpa disadari telah membentuk selera musik masyarakat yang mengikuti kepentingan bisnis industri musik. Kehadiran band indie sebagai budaya tandingan (counter culture) dengan ideologi anti-mainstream yang memberikan alternatif dari musik popular dengan menawarkan musik yang berbeda dan idealis. Secara visual The S.I.G.I.T menampilkan desain cover album yang menolak pakem desain cover album pada umumnya yang bersifat informatif dan persuasif. Perbedaan tampilan visual cover album ini merupakan bentuk perlawanan The S.I.G.I.T terhadap dominasi industri musik populer melalui desain cover album yang berbeda.
Menentang Hegemoni Kapitalisme
Hegemoni kelompok pemilik modal dalam industri musik memposisikan musik sebagai bisnis yang berorientasi pada keuntungan. Secara simbolik The S.I.G.I.T menyampaikan gagasan perlawanan dan ketidaksetujuan mereka dengan paham kapitalis tersebut. Artwork pada cover album The S.I.G.I.T menampilkan tanda ikon bersifat simbolik yang telah memiliki mitos masyarakat, seperti penggunaan tanda mobil 'American Muscle'. The S.I.G.I.T menyembunyikan ideologi mereka melalui mitos-mitos yang terdapat pada simbol desain cover album mereka yang telah disepakati secara umum dan kemudian digunakan kembali dengan pemaknaan baru untuk menyampaikan ideologi band. Mitos-mitos tersebut mengkonstruksi dan menaturalisasikan gagasan mengenai citra band indie yang ideal.
Kesimpulan : Secara keseluruhan idealisme yang disampaikan oleh The S.I.G.I.T melalui tingkatan tanda denotasi, kkonotasi, mitos desain cover album mereka adalah perlawanan terhadap dominasi musik populer dan merayakan kebebasan berekspresi. Melalui desain cover album, The S.I.G.I.T secara konsisten membentuk citra musisi yang idealis dengan attitude indie yang menyuarakan perlawanan.
Comments
Post a Comment